Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of Positive Psychology memberikan bukti tambahan bahwa uang tidak selalu membawa kebahagiaan. Peneliti yang dipimpin oleh Lucia Macchia dari City, University of London, menganalisis data dari World Values Survey (WVS) untuk mengidentifikasi negara-negara paling bahagia di dunia. Menariknya, tidak satu pun dari negara-negara dengan kekuatan ekonomi besar yang masuk dalam sepuluh besar.
Penelitian ini fokus pada pertanyaan, “Secara keseluruhan, seberapa puas Anda dengan hidup Anda hari ini?” Para peserta menjawab dalam skala 1 (Tidak puas) hingga 10 (Puas). Hasilnya menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat kepuasan hidup tertinggi adalah Kolombia, Puerto Rico, Swiss, Meksiko, Qatar, Guatemala, Ekuador, Uzbekistan, Finlandia, dan Norwegia.
Yang menarik dari penelitian ini adalah hubungan lemah antara kekayaan nasional dan kebahagiaan. Macchia dan timnya berhipotesis bahwa budaya yang lebih mengutamakan waktu luang daripada pekerjaan cenderung memiliki tingkat kebahagiaan nasional yang lebih tinggi. Analisis menunjukkan bahwa negara-negara yang mengutamakan “leisure-first” (waktu luang terlebih dahulu) memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang berorientasi pada “work-first” (kerja terlebih dahulu).
Menarik Pelajaran dari Penelitian Ini
Penelitian ini menyarankan bahwa negara dan organisasi dapat meningkatkan kebahagiaan warganya dengan memberikan lebih banyak waktu luang dan mendorong keseimbangan antara kerja dan waktu luang. Beberapa negara sudah mulai bereksperimen dengan langkah-langkah ini. Sebagai contoh, Swedia telah mencoba mengubah jam kerja dari delapan jam menjadi enam jam, yang hasilnya menunjukkan peningkatan kebahagiaan, produktivitas, dan pengurangan stres.
Di lingkungan organisasi, beberapa perusahaan mulai mengimplementasikan sistem yang memberikan penghargaan berupa waktu kepada karyawan, seperti layanan pembersihan rumah. Penelitian di Stanford University School of Medicine menemukan bahwa layanan ini meningkatkan kesejahteraan karyawan. Bahkan, pemerintah Prancis telah mengesahkan undang-undang yang membatasi jumlah waktu yang dapat dihabiskan karyawan untuk mengakses email, guna mengurangi burnout.
FAQs Mengenai Hubungan Antara Uang dan Kebahagiaan
Bagaimana hubungan antara kekayaan nasional dan kebahagiaan individu?
Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara kekayaan nasional dan kebahagiaan individu relatif lemah. Kebahagiaan lebih dipengaruhi oleh bagaimana orang memprioritaskan waktu luang dan keseimbangan kerja.
Apakah mengurangi jam kerja dapat meningkatkan kebahagiaan karyawan?
Ya, penelitian menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja dapat meningkatkan kebahagiaan, produktivitas, dan mengurangi stres, seperti yang ditemukan dalam eksperimen di Swedia.
Apakah negara yang kaya lebih bahagia dibandingkan negara yang kurang kaya?
Tidak selalu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negara dengan prioritas terhadap waktu luang sering kali memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi daripada negara kaya yang lebih berorientasi pada kerja.
About Robi Maulana
Penjaga integritas data yang masih jatuh cinta dengan ilmu psikologi. Menulis di sini adalah cara Robi memastikan cinta itu tetap bersemi.