Penelitian baru yang dipimpin oleh Andrew Jebb dari Purdue University menemukan bahwa pekerjaan lebih berpengaruh terhadap kebahagiaan daripada pernikahan. Studi ini menganalisis data dari lebih dari 1,7 juta orang di seluruh dunia dan mengungkapkan bahwa orang yang bekerja memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menganggur, terutama di usia sekitar 50 tahun.
Kesejahteraan Subjektif Berdasarkan Status Pekerjaan dan Pernikahan
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun pernikahan memberikan sedikit peningkatan dalam kepuasan hidup, pengaruhnya relatif kecil dibandingkan dengan dampak pekerjaan. Orang yang menganggur mengalami penurunan signifikan dalam kepuasan hidup, sementara orang yang bekerja cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, terutama di usia paruh baya.
Perbedaan Regional dalam Kepuasan Hidup
Peneliti juga menemukan perbedaan regional dalam tingkat kepuasan hidup. Misalnya, di negara-negara Anglo seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, kepuasan hidup cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, penurunan kepuasan hidup yang lebih tajam terjadi di Eropa Latin dan Eropa Timur.
FAQs Mengenai Hubungan Pekerjaan dan Kebahagiaan
Mengapa pekerjaan lebih penting daripada pernikahan dalam hal kebahagiaan?
Pekerjaan memberikan stabilitas ekonomi dan rasa pencapaian, yang berdampak besar pada kesejahteraan seseorang, terutama di usia paruh baya.
Apakah pernikahan tidak penting untuk kebahagiaan?
Pernikahan memang memberikan kontribusi, tetapi dampaknya kecil dibandingkan dengan pekerjaan, terutama dalam hal kepuasan hidup sepanjang usia.
Bagaimana pengangguran mempengaruhi kebahagiaan?
Pengangguran memiliki dampak negatif yang besar pada kepuasan hidup, terutama di tahap-tahap kritis dalam hidup seperti usia paruh baya, di mana stabilitas pekerjaan sangat berharga.
About Robi Maulana
Penjaga integritas data yang masih jatuh cinta dengan ilmu psikologi. Menulis di sini adalah cara Robi memastikan cinta itu tetap bersemi.