1. A Beautiful Mind
Apa rasanya mengalami schizofrenia? Kalo kamu mau tau tentang schizofrenia, A Beautiful Mind adalah awal yang bagus. A Beautiful Mind bercerita tentang seorang matematikawan jenius bernama John Nash. Di balik kejeniusannya dan kemampuannya dalam menginterpretasi pola, dia ternyata punya schizofrenia. Di film ini dijelasin dari tentang gimana rasanya mengalami schizofrenia, gimana cara ilmu kejiwaan jaman dulu menangani schizofrenia, terus gimana John Nash dan keluarganya bisa melewati fase schizofrenia yang sulit.
Walaupun nggak semua orang dengan schizofrenia bersikap persis seperti yang digambarkan di film ini, tapi film ini mampu bikin kita bersimpati dan lebih aware terhadap mereka yang mengalaminya. Film ini terasa agak terburu-buru di awal, dan mungkin kamu bingung plot film ini bakal ke mana. Bagian serunya baru terasa saat film udah jalan sekitar satu jam. Mulai dari sini baru deh kebongkar siapa tokoh yang asli dan siapa yang cuma halusinasi.
2. Split
Buat kamu yang suka film thriller psikologi, Split adalah film psikologi yang bagus buat ditonton. Film ini bercerita tentang seseorang dengan 23 kepribadian di dalam dirinya, dan salah satu kepribadian di dalamnya punya gangguan suka sama perempuan di bawah umur. Yang asik dari film ini adalah ada psikolog bernama Dr. Fletcher, yang ngejelasin tentang gangguan identitas disosiatif dengan baik. Sebagian penjelasan Dr. Fletcher scientifically accurate sih. Jadi bisa nambah pengetahuan tentang kepribadian ganda juga.
Buat kamu yang mungkin belum pernah ke psikolog, ada serangkaian adegan konseling antara Dr. Fletcher dengan si tokoh utama, yang akan ngasi kamu gambaran tentang gimana cara psikolog atau psikiater menghadapi seseorang dengan masalah kejiwaan klinis. Film Split ini sebenernya trilogi dari rangkaian film Unbreakable; jadi yang pertama Unbreakable, kedua Split, terakhir Glass. Tapi yang fokus banget sama kepribadian ganda ya Split ini. Jadi langsung nonton Split juga gapapa, ga perlu nonton Unbreakable dulu.
3. No Country for Old Men
Kalo ngomongin film tentang psikologi, rasanya kurang ya kalo nggak nyantumin film dengan tokoh pembunuh psikopat? Film tentang karakter psikopat cukup banyak ya; American Psycho, A Clockwork Orange, One Flew Over Cuckoo’s Nest, The Shining, dan lain-lain. Tapi kalo mau liat film yang ciri-ciri psikopatnya paling akurat, coba liat karakter Anton Chigurh di No Country for Old Men.
Kenapa paling real? Soalnya kriminal dengan tendensi psikopat tidak melakukan pembunuhan atas dasar kepuasan atau kesenangan. Dia melakukannya tanpa perasaan. Membunuh pun nggak memberi dampak apa-apa pada perasaannya. Psikopat pembunuh bersikap seperti ini, dan ciri-ciri ini terlihat banget pada diri Anton Chigurh. Anton Chigurh di No Country for Old Men ini definitely my favorite villain of all time.
4. A Dangerous Method
Kamu tau nggak sih kalo Sigmund Freud dan Carl Jung pernah akrab seperti ayah dan anak, tapi kemudian berseteru? Perseteruan ini diungkapkan dalam film A Dangerous Method. Penyebabnya adalah Sabina Spielrein, yang ternyata adalah pemain penting dalam bentrokan antara orang-orang hebat. Spielrein hampir tidak dikenal sampai tahun 1970-an, ketika makalahnya ditemukan di sebuah arsip di Jenewa. Dia psikoanalisis oleh Jung, berkonsultasi dengan Freud, dan menjadi psikoanalis terkemuka di Uni Soviet, di mana dia dan putrinya dibunuh oleh Nazi. Makalah tulisan Spielrein memberi kesimpulan kalo dia sebenernya membuat kontribusi besar yang tidak diakui oleh Jung maupun Freud. Tapi yang mengejutkan komunitas psikoanalitik, adalah kenyataan bahwa Jung punya hubungan khusus dengan Spielrein.
Spielrein, putri keluarga Yahudi Rusia yang kaya, dirawat di klinik psikiatri Burghlzli Bleuler yang terkenal di Zurich pada usia 18 tahun dengan diagnosis psikosis histeria. Di sana dia berada di bawah asuhan Jung, yang memutuskan untuk menggunakan untuk pertama kalinya sebuah metode berbahaya - The Talking Cure. Ini berbahaya karena fantasi dan perasaan intim yang dieksplorasi dalam perawatan dapat membangkitkan hasrat seksual pada terapis yang kurang profesional dan juga pasien. Rupanya itulah yang terjadi dalam analisis pertama Jung, dan dia menyerah pada hasrat itu. Freud telah menasbihkan Jung sebagai penerusnya kelak. Ada kepentingan khusus Freud di sini; Jung, protestan asal Swiss, diharapkan akan meningkatkan citra psikoanalisis yang saat itu direndahkan sebagai “ilmu Yahudi”. Film ini bercerita tentang peran penting Sabina Spielrein dalam membuat dan menghancurkan hubungan antara Freud dan Jung. Film ini cocok untuk kamu yang mau tau lebih dalam tentang sisi pribadi Freud dan Jung. Kalo buat tugas psikologi sih, mungkin masuk ke pembahasan kode etik hubungan antara psikolog dan klien kali ya.
5. Joker
Tokoh utama Joker adalah Arthur Fleck, seorang bujang yang kerja sebagai badut dan tinggal sama ibunya di sebuah apartemen kumuh. Arthur punya gangguan; dia suka ketawa tanpa terkendali kalo dia sedih. Jadi bukannya menangis; kalo dia sedih dia malah ketawa. Di film ini, diceritain tentang “hancurnya” jiwa Arthur Fleck karena kekecewaannya terhadap society yang nggak adil, terhadap “ayahnya” yang nggak mengakui dia sebagai anak, dan host night show yang selama ini dia idolakan ternyata juga mengejek dan menghinanya. Puncaknya adalah ketika dia diinjek-injek di kereta oleh tiga orang yang dia nggak kenal. Dari sinilah Arthur perlahan menjadi sang Joker.
Di Amerika ada istilah incel, atau involuntary celibate. Ini adalah sekelompok orang yang pengeeeen banget punya pasangan dan berhubungan seksual. Tapi mereka ini nggak punya pasangan. Yang jadi masalah, mereka ini bukannya memperbaiki diri, tapi malah menyalahkan semua aspek sosial bahkan sampe nyalah-nyalahin perempuan karena nggak mau sama mereka para incel ini. Sejumlah incel menumpahkan rasa frustrasi mereka dengan melakukan penembakan. Elliot Rodgers misalnya, menembak serta membunuh sejumlah cewek di jalanan Isla Vista. Ini adalah bentuk kemarahan dia pada para “betina” yang dia anggap gak mau bercinta sama dia. Joker versi Joaquin Phoenix ini punya backstory yang incel banget. Melihat dunia sebagai tempat yang kelam, selalu disiksa orang lain, nggak ditaksir cewek, dan semacamnya. Sebagian pengamat keamanan di Amerika beranggapan kalo film ini berbahaya. Karakter Joker bisa jadi pembenaran mereka yang mengglorifikasi kekerasan sebagai jalan keadilan. Nah Joker versi Joaquin Phoenix ini sempat menimbulkan ketakutan. Soalnya dulu film The Dark Knight rilis, terjadi peristiwa penembakan di US. Berhubung tokoh di kedua film ini sama-sama Joker, takutnya film yang sekarang ini juga menginspirasi peristiwa serupa.
6. Rain Man
Apa rasanya punya saudara yang memiliki autisme? Film ini bercerita tentang Charlie, seorang penjual mobil yang menyadari kalo dia punya saudara dengan autisme. Charlie awalnya mengurus kakaknya yang bernama Raymond ini supaya bisa dapet uang warisan. Charlie lalu menyadari kalo kakaknya ini ternyata punya daya ingat super, yang kemudian dia manfaatkan untuk memenangkan judi dan mendapatkan banyak uang.
Meski awalnya hanya memanfaatkan Raymond, kenangan masa kecil dan berbagai kejadian yang dilalui bersama membuat Charlie jadi beneran sayang sama kakaknya ini.
Meski bukan kisah nyata, Rain Man terinspirasi dari Kim Peek, seorang dengan autisme yang memiliki daya ingat kayak komputer.
7. Inside Out
Loh film kartun? Animasi Pixar satu ini berhasil menjelaskan tentang memori, perasaan, dan perkembangan psikologis remaja dengan cara yang mudah dipahami. Alur Inside Out sebenernya sederhana. Riley, remaja di film ini, merasa sedih karena dia harus pindah ke kota baru yang ternyata nggak seasik kota lamanya. Riley yang aslinya ceria, perlahan berubah menjadi pemurung. Sampe akhirnya dia memutuskan untuk kabur dari rumah. Dinamika perasaan, adaptasi ke tempat baru, memori yang terkenang, dan persepsi terhadap lingkungan, menjadi kepribadian baru Riley adalah sesuatu yang normal dan selalu dialami dalam perkembangan psikologis remaja.
Banyak lo pelajaran psikologi perkembangan yang nyelip di Inside Out. Pembentukan kepribadian, perkembangan remaja, imajinasi anak, teman khayalan, mimpi, retensi memori, semua dijelasin dengan detail dan memukau. Sebagian orang mungkin menganggap nonton animasi adalah hal kekanakan, tapi selagi pesan yang disampaikan masih mengena, kenapa ngak ditonton?
## 8. The Stanford Prison Experiment
Saya pernah membahas eksperimen penjara Stanford di sini. Nah, eksperimen terlarang ini udah difilmkan. Kira-kira plot film ini sama lah dengan kejadian aslinya. Di film, Profesor psikologi dari Stanford, Philip Zimbardo melakukan eksperimen psikologis untuk menyelidiki hipotesis bahwa peran dalam situasi sosial, dapat mengubah perilaku seseorang. Dalam eksperimen ini, Zimbardo memilih delapan belas mahasiswa laki-laki untuk berpartisipasi dalam simulasi penjara 14 hari. Nah, dari delapan belas ini, sebagian pura-puranya jadi tahanan, sebagian berperan sebagai sipir. Dalam waktu beberapa hari aja, para siswa yang berperan menjadi sipir menjadi kasar layaknya sipir beneran.
Dua siswa yang berperan sebagai tahanan berhenti dari eksperimen lebih awal karena terdampak secara psikologis. Setelah diingatkan oleh pacarnya, Christina Maslach, Zimbardo menghentikan seluruh eksperimen setelah hanya enam hari. Eksperimen Penjara Stanford telah menjadi standar eksperimen psikologi paling tidak etis dalam sejarah. Dampak negaitfnya membuat para peneliti psikologi memasukkan etika sebagai pertimbangan dalam melakukan eksperimen pada manusia. Peneliti lain merasa sulit untuk mereproduksi penelitian, terutama mengingat kendala tersebut.
9. Short Term 12
Gimana sih rasanya menangani remaja bermasalah? Seperti apa respon konselor remaja yang bener, saat menghadapi remaja yang punya trauma atau kondisi psikologis tertentu? Short Term 12 mengajak kita ngeliat kayak apa sih cara para konselor remaja dalam menghadapi remaja bermasalah.
Film ini bercerita tentang Grace Howard, seorang konselor di rumah penampungan remaja bermasalah bernama Short Term 12. Di film ini, Grace harus menghadapi sejumlah remaja dengan karakteristik dan masa lalu yang berbeda, sambil menghadapi permasalahan pribadi yang dia alami. Film ini bagus kalo kamu lagi butuh film psikologi tentang perkembangan remaja atau psikologi konseling. Grace dan temen-temen konselornya sangat profesional dan sabar dalam menghadapi para remaja. Grace diperankan sama Brie Larson, yang main jadi Captain Marvel.
10. Shutter Island
Shutter Island berkisah tentang Teddy Daniels, seorang marshal federal AS yang dikirim ke pulau itu bersama rekannya Chuck Aule untuk mencari seorang pasien yang kabur.
Teddy menginginkan penugasan ke pulau itu karena alasan pribadi, tetapi tak lama kemudian dia mengira dia menyadari adanya rencana dokter yang perawatan radikalnya melanggar hukum dan etika. Keterampilan investigasi Teddy yang cerdik segera memberikan petunjuk yang menjanjikan, tetapi rumah sakit menolak memberi dokumen dan catatan yang dia duga akan membuka lebar kasus itu. Saat badai memutuskan komunikasi dengan daratan, Teddy mulai meragukan segalanya - ingatannya, rekannya, bahkan kewarasannya sendiri. Di akhir cerita, baru ketahuan kalo Si Teddy ini sendiri adalah pasien di Shutter Island. Dia menderita Gangguan Delusional, menciptakan dunia palsu untuk melarikan diri dari kenyataan kelam masa lalunya. Teddy menampilkan ciri-ciri Gangguan Delusi Grandeur dan Persecutory. Menurut DSM-IV, gangguan ini dicirikan oleh perasaan bahwa dirinya sangat penting dan merasa diawasi atau menjadi korban. Teddy mengalami keduanya; percaya dia berada di ambang penemuan besar dan secara bersamaan sedang bersekongkol melawan oleh para dokter di rumah sakit jiwa. Bagi mereka dengan Gangguan Delusi, periode remisi penuh dapat diikuti oleh kekambuhan berikutnya, seperti kasus Teddy. Mungkin menanggapi pengalamannya dalam perang dan kematian istri dan anak-anaknya, Teddy menciptakan identitas yang sama sekali berbeda, lengkap dengan nama baru, profesi, masa lalu, dan sekarang. Untuk mencegah kebenaran situasinya menghancurkan rasa dirinya yang baru dibangun, Teddy percaya setiap informasi yang diberikan oleh dokternya hanyalah bagian dari konspirasi untuk menahannya di institusi. Perasaan realitas yang berubah ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan, cara dia untuk melindungi diri dari rasa sakit akan pengalaman masa lalunya. Meskipun beberapa petunjuk dan asosiasi sengaja diungkapkan selama intervensi, delusi Teddy bertahan sampai ending, meninggalkan kita dengan kesan tentang betapa kuat dan kompleksnya pikiran dalam mempertahankan diri. Film ini bagus buat kamu yang lagi butuh film psikologi klinis. Kamu bisa bahas tentang delusi grandeur ini dari perspektif Teddy.
11. Experimenter
Saya pernah ngebahas tentang penelitian terlarang Stanley Milgram. Seperti yang kamu tahu, Milgram ini meneliti tentang bagaimana kepatuhan pada manusia bisa diciptakan, dan kenapa orang rela patuh pada orang lain. Film ini membahas lebih lanjut tentang kehidupan pribadi Milgram. Terus melihat juga motivasi dia melakukan penelitian itu. Alur cerita film ini berkisar tentang penelitian kepatuhan Milgram, sebagian kehidupan pribadinya, dan hidup Milgram setelah penelitian terjadi.
Yang seru dari film ini adalah dinamika eksperimen psikologi yang terjadi. Bagaimana Milgram melakukan eksperimen, dan bagaimana merekayasa eksperimen secara rapi sampai subjek eksperimen nggak tau apa yang sebenernya lagi diteliti. Film psikologi yang satu ini buat saya cukup serius. Jadi film ini lebih pas kalo untuk diskusi tentang eksperimen Milgram, bukan buat hiburan.
12. Midsommar
Film folk horror satu ini emang nggak berfokus dengan psikologi. Tapi, seenggaknya ada dua aspek psikologis yang bisa kamu bedah di dalam film ini. Yang pertama, ada aspek psikologi lintas budaya yang bisa kamu amati. Ada suatu persepsi berbeda tentang kematian dan pembunuhan dalam komunitas Harga dibanding tokoh-tokoh lain di dalam film. Jadi, komunitas Harga memandang kematian sebagai suatu persatuan kembali antara manusia dengan alam. Mereka nggak melihat kematian sebagai sesuatu yang menakutkan, makanya mereka menerima kematian dan seluruh prosesnya dengan tangan terbuka.
Kita yang bukan orang Harga tentu merasa kalo apa yang mereka lakukan sebagai suatu tindakan sadistis. Tetapi Harga memandang bahwa manusia sepatutnya kembali ke alam, jadi seluruh proses tersebut adalah proses pemujaan kepada sang Ylva. Yang kedua, panic attack yang dialami Dani si pemeran utama dalam film ini. Dani mengalami serangan panik yang ketrigger dengan kata-kata atau peristiwa tertentu, dan momen puncak di dalam film ini somehow bisa menghilangkan semua kesedihannya. Film ini agak seram dan endingnya mungkin bikin bingung. Tapi kalo kamu punya tugas film psikologi lintas budaya maka Midsommar layak kamu tonton. Semakin diulang nontonnya, semakin banyak yang bisa kamu analisa.
13. Sybil
Film Sybil (1976) diangkat dari kisah nyata Sybil Dorsett (sebagai kode nama orang), seorang guru seni yang menderita gangguan identitas disosiatif (gangguan kepribadian ganda). Dia telah hidup antara tahun 1923-1998 dan dia didiagnosis oleh psikiater Amerika Cornelia B. Wilbur.
Dalam film ini, kita akan melihat bagaimana Sybil mengalami beberapa episode amnesia dan memutuskan untuk mengunjungi Dr. Wilbur. Dalam janji psikiatri pertamanya, dia menentukan episode sebagai; ‘Begitu saya bangun, saya tambah tua 2 tahun.’ Gejala-gejala ini diterima sebagai masalah dan mereka memutuskan untuk memulai sesi terapi. Kemudian, setelah awal pengobatan, perilaku bermasalahnya menjadi meningkat.
Selama film, ternyata ketahuan kalo Sybil memiliki 16 kepribadian yang berbeda dan penonton mengalami kepribadian yang berbeda ini baik dalam pandangan luar (sebagai pemain utama) dan di mata Sybil (yang merupakan pemain yang berbeda; terkadang seorang gadis muda, terkadang yang lain. wanita); namun, ada empat kepribadian utama yang biasanya dia ingat ketika dia merasa di bawah tekanan. Dalam film ini kita juga bisa melihat di bawah kondisi emosional mana yang mengubah kepribadian. Kepribadian ini adalah Vicky yang terlalu percaya diri, gadis Prancis yang tahu kepribadian lain dari Sybil; Peggy yang merupakan kepribadian yang muncul dalam situasi menakutkan dan menyimpan kenangan traumatis Sybil; Vanessa yang merupakan musisi muda yang dramatis dan romantis; dan Marcia yang memiliki kecenderungan bunuh diri adalah pelukis dan penulis yang sangat emosional dan kreatif.
Kepribadian yang berubah ini menceritakan tentang kenangan masa kecil Sybil yang menyakitkan dan traumatis selama sesi terapi. Ketika Sybil menghadapi kepribadiannya yang berubah untuk pertama kalinya, dia ingin menyangkalnya dan berhenti terapi. Namun, setelah sesi hipnosis dia mulai merasa lega dan mengintegrasikan semua kepribadian yang beragam.
Film Sybil ini ada dua, yang satu keluaran 1976, yang satu lagi 2007. Ini yang tahun 76 ya. Kalo 2007 ceritanya lain. Film ini cocok kalo kamu butuh film psikologi tentang kepribadian ganda. Emang sih tadi udah ada Split, tapi ini sisi psikologisnya lebih terasa.
About Robi Maulana
Penjaga integritas data yang masih jatuh cinta dengan ilmu psikologi. Menulis di sini adalah cara Robi memastikan cinta itu tetap bersemi.