Definisi dari ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan neuropsikiatrik yang ditandai dengan gejala hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan dalam mempertahankan perhatian. Gangguan ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Definisi ADHD menurut para ilmuwan
Menurut Russell A. Barkley
Russell A. Barkley mendefinisikan ADHD sebagai gangguan fungsi eksekutif yang mempengaruhi kemampuan individu untuk mengatur, merencanakan, dan mengendalikan perilaku mereka. Barkley menekankan pentingnya komponen impulsivitas dalam ADHD.
Menurut Virginia Douglas
Virginia Douglas mengusulkan bahwa kesulitan perhatian adalah inti dari ADHD dan bahwa masalah ini mempengaruhi kemampuan individu untuk menyaring dan memproses informasi secara efektif.
Menurut Thomas E. Brown
Thomas E. Brown mendefinisikan ADHD sebagai gangguan yang mempengaruhi enam area fungsi eksekutif: aktivasi, fokus, usaha, emosi, memori, dan tindakan. Brown menekankan pentingnya memahami ADHD sebagai gangguan multifaset.
Menurut Stephen P. Hinshaw
Stephen P. Hinshaw menggarisbawahi bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan yang disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan lingkungan. Hinshaw juga menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan ADHD.
Menurut Joseph Biederman
Joseph Biederman meneliti ADHD dari perspektif neurobiologis dan menemukan bahwa gangguan ini berkaitan dengan disfungsi di area otak yang mengatur perhatian dan kontrol impuls. Biederman juga menyoroti bahwa ADHD sering terjadi bersamaan dengan gangguan lain seperti kecemasan dan depresi.
Contoh kasus
Kasus ADHD pada Anak
Seorang anak berusia 7 tahun mengalami kesulitan duduk diam di kelas, sering menginterupsi teman-temannya, dan gagal menyelesaikan tugas sekolah. Setelah evaluasi, anak tersebut didiagnosis dengan ADHD dan mulai menerima terapi perilaku serta medikasi.
Kasus ADHD pada Remaja
Seorang remaja berusia 15 tahun dengan ADHD mengalami kesulitan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Dia juga sering membuat keputusan impulsif yang berdampak negatif pada kehidupan sosialnya. Dengan dukungan konseling dan penyesuaian akademik, remaja ini mulai mengembangkan strategi untuk mengelola gejalanya.
Kasus ADHD pada Dewasa
Seorang dewasa berusia 35 tahun dengan ADHD merasa kesulitan dalam mempertahankan pekerjaannya karena kurangnya fokus dan organisasi. Setelah mendapatkan diagnosa ADHD, dia memulai program terapi yang mencakup medikasi dan pelatihan keterampilan manajemen waktu.
Istilah terkait
- Hiperaktivitas
- Impulsivitas
- Fungsi Eksekutif
- Terapi Perilaku
FAQs mengenai ADHD
Apa itu ADHD? ADHD adalah gangguan perkembangan neuropsikiatrik yang ditandai dengan gejala hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan dalam mempertahankan perhatian.
Apa penyebab ADHD? Penyebab ADHD dianggap multifaktorial, melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologis.
Bagaimana ADHD didiagnosis? ADHD didiagnosis melalui evaluasi klinis yang komprehensif, termasuk observasi perilaku dan wawancara dengan individu serta keluarga.
Apa saja gejala utama ADHD? Gejala utama ADHD meliputi hiperaktivitas, impulsivitas, dan kesulitan dalam mempertahankan perhatian.
Apakah ADHD hanya terjadi pada anak-anak? Tidak, ADHD dapat berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti pekerjaan dan hubungan interpersonal.
Bagaimana ADHD mempengaruhi fungsi eksekutif? ADHD mempengaruhi fungsi eksekutif seperti kemampuan untuk mengatur, merencanakan, dan mengendalikan perilaku serta emosi.
Apa peran terapi perilaku dalam penanganan ADHD? Terapi perilaku membantu individu dengan ADHD mengembangkan strategi untuk mengelola gejala mereka dan meningkatkan keterampilan sosial serta akademik.
Bagaimana medikasi membantu dalam penanganan ADHD? Medikasi, seperti stimulan, dapat membantu meningkatkan perhatian dan mengurangi hiperaktivitas serta impulsivitas pada individu dengan ADHD.
Apakah ADHD sering terjadi bersamaan dengan gangguan lain? Ya, ADHD sering terjadi bersamaan dengan gangguan lain seperti kecemasan, depresi, dan gangguan belajar.
Apa yang harus dilakukan jika seseorang mencurigai memiliki ADHD? Jika seseorang mencurigai memiliki ADHD, mereka harus mencari evaluasi dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam mendiagnosis dan menangani ADHD.
Referensi ADHD
- Barkley, R. A. (2014). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for Diagnosis and Treatment. Guilford Press.
- Brown, T. E. (2013). A New Understanding of ADHD in Children and Adults: Executive Function Impairments. Routledge.
- Biederman, J., & Faraone, S. V. (2005). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. The Lancet, 366(9481), 237-248.
- Douglas, V. I. (1983). Attentional and Cognitive Problems. In M. Rutter (Ed.), Developmental Neuropsychiatry.
- Hinshaw, S. P. (1994). Attention Deficits and Hyperactivity in Children. Sage Publications.
- Nigg, J. T. (2006). What Causes ADHD? Understanding What Goes Wrong and Why. Guilford Press.
- Pliszka, S. R. (2007). Neuroscience of ADHD: Current Status and Future Directions. Biological Psychiatry, 57(11), 1336-1346.
- Sonuga-Barke, E. J. S. (2005). Causal Models of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder: From Common Simple Deficits to Multiple Developmental Pathways. Biological Psychiatry, 57(11), 1231-1238.
- Swanson, J. M., et al. (2007). Evidence-Based Pharmacotherapy for Attention-Deficit Hyperactivity Disorder. International Journal of Neuropsychopharmacology, 10(1), 77-99.
- Thapar, A., Cooper, M., & Rutter, M. (2017). Neurodevelopmental Disorders. The Lancet Psychiatry, 4(4), 339-346.