Definisi dari Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) adalah proses psikologis yang digunakan seseorang untuk melindungi diri dari tekanan mental atau emosi yang berlebihan. Mekanisme ini membantu individu mengatasi konflik batin dan kecemasan dengan cara yang tidak disadari. Proses ini seringkali melibatkan distorsi realitas agar perasaan atau dorongan yang mengganggu dapat ditekan atau dihindari.
Mekanisme pertahanan adalah konsep dalam psikologi yang pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud dan kemudian dikembangkan oleh putrinya, Anna Freud. Konsep ini menjelaskan bagaimana pikiran kita melindungi diri dari perasaan yang tidak nyaman.
Mekanisme pertahanan berfungsi seperti perisai mental. Ketika kita menghadapi situasi yang menekan atau mengganggu, perisai ini aktif untuk membantu kita merasa lebih baik. Cara kerjanya adalah dengan mengubah cara kita memandang situasi tersebut, meskipun situasinya sendiri tidak berubah.
Perisai mental ini bisa membantu mengatasi stres dalam jangka pendek. Namun, jika terlalu sering digunakan, bisa menjadi kebiasaan dan menghambat kita dalam mengatasi masalah secara sehat. Bagi anak-anak, terlalu bergantung pada mekanisme ini bisa menyulitkan mereka dalam berteman atau mencoba hal-hal baru.
Definisi Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) menurut para ilmuwan
Menurut Sigmund Freud
Freud (1923) memperkenalkan konsep Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) sebagai bagian dari teori psikoanalitiknya. Menurut Freud, mekanisme ini muncul dari ketidaksadaran dan bertujuan untuk menjaga ego dari konflik yang ditimbulkan oleh dorongan id dan superego.
Menurut Anna Freud
Anna Freud (1936) memperluas konsep ayahnya tentang Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) dalam karyanya The Ego and the Mechanisms of Defence. Ia menggambarkan berbagai jenis mekanisme pertahanan, seperti represi, proyeksi, dan rasionalisasi, sebagai cara yang digunakan ego untuk melindungi diri dari ancaman psikologis.
Contoh kasus
Seorang siswa yang gagal dalam ujian mungkin menggunakan rasionalisasi dengan mengatakan, “Saya gagal karena ujiannya terlalu sulit,” meskipun kenyataannya ia kurang belajar. Dalam kasus ini, Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) membantu siswa tersebut menghindari rasa malu atau rasa bersalah.
Jenis Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
- Repression (Represi): Menghilangkan pikiran atau perasaan yang mengancam dari kesadaran. Ketika pikiran kita mendorong ingatan atau perasaan menyakitkan keluar dari kesadaran. Ini seperti otak kita berkata, “Mari kita simpan ini di tempat yang tidak bisa kita lihat.”
- Projection (Proyeksi): Mengatribusikan pikiran atau perasaan yang tidak diinginkan kepada orang lain. Ketika kita mengambil perasaan kita sendiri dan membayangkan bahwa orang lain yang memilikinya. Misalnya, jika kita marah, kita mungkin berpikir semua orang marah pada kita.
- Rationalization (Rasionalisasi): Membuat alasan yang masuk akal untuk menjelaskan tindakan yang sebenarnya didorong oleh dorongan yang tidak disadari. Membuat alasan yang terdengar logis untuk perilaku kita. Seperti berkata, “Aku memang tidak ingin masuk tim itu,” ketika tidak terpilih.
- Denial (Penolakan): Menolak untuk mengakui realitas yang mengancam. Seperti berpura-pura sesuatu tidak terjadi. Contohnya, anak yang orangtuanya bercerai mungkin berkata, “Tidak, mereka tidak bercerai!” meskipun sudah diberitahu.
- Displacement (Pemindahan): Mengalihkan emosi dari sumber asli yang menimbulkan kecemasan ke objek lain yang lebih aman. Ketika kita mengalihkan perasaan tentang seseorang atau sesuatu ke objek yang lebih aman. Seperti membentak adik ketika sebenarnya kita marah pada orangtua.
FAQs mengenai Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
Apa itu Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)?
Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) adalah strategi psikologis yang digunakan individu untuk melindungi diri dari konflik internal dan kecemasan.
Apa contoh Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) dalam kehidupan sehari-hari?
Contoh yang umum termasuk seseorang yang menggunakan proyeksi dengan menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka sendiri, atau menggunakan represi untuk melupakan trauma masa lalu.
Apakah Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) selalu buruk?
Tidak. Mekanisme pertahanan dapat membantu seseorang mengatasi situasi stres atau cemas, namun jika digunakan secara berlebihan atau tidak sehat, dapat menghambat perkembangan emosional dan psikologis.
Apa perbedaan antara denial dan repression?
Denial melibatkan penolakan untuk menerima kenyataan yang jelas, sedangkan repression adalah tindakan menghilangkan pikiran atau perasaan dari kesadaran.
Bagaimana Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) terkait dengan teori psikoanalitik Freud?
Freud percaya bahwa Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) adalah bagian dari cara ego melindungi diri dari dorongan id dan tuntutan superego yang bertentangan, dan ini terjadi di bawah kesadaran.
Apakah semua Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) tidak disadari?
Sebagian besar Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) terjadi di bawah kesadaran, meskipun beberapa orang mungkin sadar secara samar tentang mereka atau mulai mengenalinya melalui introspeksi atau terapi.
Bagaimana mekanisme pertahanan dapat mempengaruhi hubungan?
Mekanisme pertahanan, seperti proyeksi atau penolakan, dapat merusak hubungan jika seseorang terus-menerus menghindari tanggung jawab atau mengalihkan kesalahan kepada orang lain.
Apakah Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) bisa diubah?
Ya, dengan bantuan terapi atau kesadaran diri, seseorang dapat belajar untuk mengenali mekanisme pertahanan yang tidak sehat dan mengembangkan cara yang lebih sehat dalam menghadapi stres atau konflik.
Apa peran Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) dalam kesehatan mental?
Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) membantu mengurangi kecemasan dan stres, tetapi jika terlalu sering digunakan, terutama yang tidak sehat, ini bisa menjadi penghambat dalam mengatasi masalah psikologis yang lebih dalam.
Bagaimana cara mengidentifikasi Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) dalam diri sendiri?
Menyadari pola-pola tertentu seperti menyalahkan orang lain secara tidak adil, terus-menerus menghindari masalah, atau membuat alasan untuk perilaku buruk dapat menjadi tanda adanya mekanisme pertahanan. Terapi dapat membantu dalam mengenali dan mengatasi hal ini.
Referensi Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
- Freud, S. (1923). The Ego and the Id. New York: W.W. Norton & Company.
- Freud, A. (1936). The Ego and the Mechanisms of Defence. London: Karnac Books.
- Vaillant, G. E. (1992). Ego Mechanisms of Defense: A Guide for Clinicians and Researchers. American Psychiatric Press.
- Cramer, P. (2006). Protecting the Self: Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)s in Action. Guilford Press.
- Baumeister, R. F., Dale, K., & Sommer, K. L. (1998). Freudian Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)s and Empirical Findings in Modern Social Psychology: Reaction Formation, Projection, Displacement, Undoing, Isolation, Sublimation, and Denial. Journal of Personality, 66(6), 1081-1124.
- Freud, S. (1915). The Unconscious. The Standard Edition of the Complete Psychological Works of Sigmund Freud, Volume XIV.
- Erikson, E. H. (1950). Childhood and Society. New York: W.W. Norton & Company.
- McWilliams, N. (2011). Psychoanalytic Diagnosis: Understanding Personality Structure in the Clinical Process. The Guilford Press.
- Shedler, J. (2010). The Efficacy of Psychodynamic Psychotherapy. American Psychologist, 65(2), 98-109.
- Westen, D., & Gabbard, G. O. (2002). Developments in Cognitive Neuroscience and Neuroimaging Could Reshape Psychoanalytic Theory. American Journal of Psychiatry, 159(9), 1433-1440.